Panglima Militer Baru Israel Mengatakan Misi Mengalahkan Hamas ‘Tidak Tercapai’
Pada awal Maret 2025, Panglima Militer Israel medusa88 yang baru, Letnan Jenderal Herzi Halevi, membuat pernyataan mengejutkan terkait pertempuran berkepanjangan antara Israel dan kelompok Hamas. Dalam sebuah pidato yang disampaikan kepada sejumlah pejabat militer dan politik Israel, Halevi mengungkapkan bahwa misi utama Israel untuk mengalahkan Hamas secara total di Gaza hingga saat ini belum tercapai. Pernyataan ini mengundang perhatian luas baik di dalam negeri Israel maupun di luar negeri, mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan oleh negara tersebut dalam upaya militer selama beberapa tahun terakhir.
Latar Belakang Konflik Israel-Hamas
Konflik antara Israel dan Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza sejak 2007, telah berlangsung selama beberapa dekade. Meski beberapa kali ada gencatan senjata dan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, situasi di Gaza tetap penuh ketegangan dan kekerasan. Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan negara-negara Barat, telah berulang kali meluncurkan roket ke wilayah Israel, sementara Israel membalas dengan serangan udara dan operasi militer untuk menghancurkan infrastruktur Hamas.
Operasi militer yang dilakukan oleh Israel sering kali menargetkan jaringan terowongan bawah tanah, gudang senjata, dan pemimpin-pemimpin Hamas. Meski berhasil menghancurkan sebagian besar infrastruktur militer Hamas, kelompok ini tetap mampu mempertahankan kapasitas tempurnya, termasuk kemampuan untuk meluncurkan roket dan menggali terowongan baru.
Pernyataan Panglima Militer Israel
Dalam pidatonya, Letnan Jenderal Halevi mengakui bahwa meskipun Israel telah melakukan berbagai operasi besar-besaran, seperti Operasi Pilihan Tegas (Operation Defensive Edge) pada 2014 dan Operasi Tembakan Perlindungan (Protective Edge) pada 2021, mereka belum dapat sepenuhnya menumpas Hamas. Ia menyebutkan bahwa Hamas telah menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa dan terus memperbaharui kemampuan militernya meskipun banyak fasilitasnya telah dihancurkan.
Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh Israel dalam mengalahkan kelompok bersenjata tersebut, tetapi juga menandakan ketegangan yang semakin meningkat di dalam pemerintah Israel. Banyak pihak mulai mempertanyakan apakah strategi militer yang selama ini diterapkan oleh Israel masih efektif, ataukah sudah waktunya untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih holistik dan diplomatik.
Dampak Terhadap Politik Domestik Israel
Pernyataan Halevi juga membuka ruang untuk perdebatan tentang arah kebijakan militer Israel. Beberapa analis politik di Israel mulai mempertanyakan apakah keberlanjutan operasi militer yang terus-menerus dapat diterima oleh publik Israel, terutama setelah melihat tingginya jumlah korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkan oleh konflik ini. Meskipun sebagian besar warga Israel mendukung langkah-langkah militer terhadap Hamas, ada kekhawatiran tentang dampak jangka panjang dari pertempuran yang tak kunjung selesai.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin besar terkait dengan tindakan militernya di Gaza, terutama dari negara-negara yang menuntut agar Israel menghentikan serangan udara yang sering menyebabkan korban sipil. Hal ini semakin memperumit posisi Israel dalam komunitas internasional.
Respon Hamas dan Tantangan yang Dihadapi Israel
Sebagai balasan terhadap pernyataan Panglima Militer Israel, juru bicara Hamas, Abu Obeida, mengungkapkan bahwa kelompok tersebut merasa semakin kuat dan siap untuk melanjutkan perjuangannya melawan Israel. “Israel tidak akan pernah dapat menghentikan perlawanan kami. Setiap serangan yang dilakukan terhadap kami hanya akan membuat kami lebih kuat dan lebih bertekad,” ujarnya.
Hamas, meskipun telah banyak dihancurkan infrastrukturnya, tetap memiliki kemampuan untuk meluncurkan serangan roket dan melakukan serangan di perbatasan Gaza-Israel. Kelompok ini juga memiliki basis dukungan yang kuat di Gaza, dengan banyak penduduk yang masih menganggapnya sebagai pelindung dari agresi Israel.
Perspektif Masa Depan
Pernyataan Letnan Jenderal Halevi menunjukkan bahwa meskipun Israel memiliki keunggulan militer yang sangat besar, penggulingan total Hamas tetap menjadi tantangan besar. Para pengamat memperkirakan bahwa meskipun operasi militer besar-besaran dapat menghancurkan banyak elemen strategis Hamas, akar dukungan politik dan sosial kelompok ini di Gaza dan dunia Arab lebih sulit untuk dihancurkan.
Ke depan, masyarakat internasional mungkin akan semakin mendesak Israel untuk mencari solusi diplomatik yang lebih efektif, yang mencakup penyelesaian politik di Gaza dan kemungkinan gencatan senjata yang lebih permanen. Namun, mengingat ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Palestina, jalan menuju perdamaian yang abadi masih tampak jauh dan penuh hambatan.
Kesimpulan
Pernyataan Panglima Militer Israel ini menggambarkan kenyataan pahit yang dihadapi oleh negara tersebut dalam upaya mengakhiri konflik dengan Hamas. Meskipun memiliki kekuatan militer yang besar, Israel menghadapi tantangan besar dalam menumpas kelompok tersebut secara total. Hal ini membuka peluang bagi perdebatan lebih lanjut mengenai bagaimana konflik ini harus dihadapi, baik dari sisi militer maupun diplomatik, agar perdamaian yang lebih langgeng dapat terwujud di kawasan tersebut.