Gangguan Pencernaan : Gejala dan Cara Mengobatinya
Pengertian Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan tfaccv adalah sekelompok situasi yang berjalan saat proses pencernaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, situasi ini terbagi menjadi dua, yaitu gangguan pencernaan organik dan fungsional.
Perlu kamu pahami, gangguan pencernaan organik berjalan saat ada kelainan struktural pada proses pencernaan, yang mencegahnya bekerja dengan baik.
Sementara gangguan pencernaan fungsional berjalan saat saluran pencernaan nampak normal secara struktural tapi masih tidak berfungsi dengan baik.
Adapun sebagian gangguan pencernaan yang lazim berjalan sebagai penyebabnya adalah:
Penyakit refluks gastroesofageal atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Irritable bowel syndrome (IBS/sindrom iritasi usus).
Inflammatory bowel disease (IBD/penyakit peradangan usus).
Batu empedu.
Penyakit Celiac.
Penyebab Gangguan Pencernaan
Penyebab gangguan pencernaan bervariasi, terkait pada type penyakit atau situasi yang mendasarinya.
Apa Saja Penyakit Gangguan Pencernaan?
Berikut adalah penjelasan perihal sejumlah penyakit atau situasi yang bisa menjadi penyebab gangguan pencernaan:
1. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
Penyakit refluks asam lambung (GERD) adalah situasi saat asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan). Adapun penyebab utama berasal dari situasi ini adalah melemahnya cincin otot kerongkongan.
Cincin otot kerongkongan selanjutnya berfungsi menghambat makanan lagi ke kerongkongan sehabis masuk ke lambung.
2. Irritable Bowel Syndrome (IBS/sindrom iritasi usus)
Sampai kala ini para pakar belum jelas apa penyebab pasti berasal dari IBS. Namun, para pakar menduga kalau sejumlah aspek selanjutnya tampaknya berperan dalam memicunya:
Kontraksi otot di usus. Dinding usus dilapisi dengan susunan otot yang berkontraksi kala mereka memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Kontraksi yang lebih kuat dan bertahan lebih lama berasal dari kebanyakan bisa memicu gas, kembung, dan diare.
Sistem saraf. Masalah dengan saraf pada proses pencernaan bisa memicu ketidaknyamanan. Khususnya kala perut meregang gara-gara gas atau feses. Sinyal yang terkoordinasi dengan tidak baik antara otak dan usus bisa memicu tubuh bereaksi berlebihan pada pergantian yang kebanyakan berjalan dalam proses pencernaan. Kondisi ini bisa memicu rasa sakit, diare atau sembelit.
Infeksi parah. IBS bisa berkembang sehabis serangan diare kronis akibat infeksi bakteri atau virus. Kondisi ini memiliki istilah medis gastroenteritis. Selain itu, IBS termasuk barangkali terkait dengan kelebihan bakteri usus (pertumbuhan bakteri yang berlebihan).
Stres. Orang yang terpapar peristiwa stres, terlebih kala era kanak-kanak, cenderung memiliki lebih banyak gejala IBS.
3. Inflammatory Bowel Disease (IBD)
Sampai kala ini para pakar belum jelas apa penyebab pasti berasal dari IBD atau penyakit peradangan usus.
Tetapi para pakar mengklaim kalau IBD adalah hasil berasal dari proses kekebalan tubuh yang melemah. Kemungkinan penyebabnya adalah:
Sistem kekebalan yang tidak bisa merespons kuman dengan optimal. Misalnya seperti virus atau bakteri, yang memicu peradangan pada saluran pencernaan.
Dapat terpicu dampak komponen genetik. Sebagai contoh, seseorang dengan riwayat keluarga IBD lebih barangkali mengembangkan situasi ini.
4. Batu Empedu
Para pakar berpikiran kalau batu empedu bisa berjalan ketika:
Empedu kabab king online memiliki kandungan kolesterol berlebih. Biasanya, empedu memiliki kandungan cukup bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang hati keluarkan. Tetapi kalau hati mengeluarkan lebih banyak kolesterol daripada yang bisa empedu larutkan, kelebihan kolesterol bisa terbentuk menjadi kristal dan selanjutnya menjadi batu.
Empedu memiliki kandungan terlalu banyak bilirubin. Bilirubin adalah bahan kimia yang tubuh memproduksi kala memecah sel darah merah. Kondisi khusus bisa memicu hati (liver) memicu terlalu banyak bilirubin. Misalnya seperti sirosis hati, infeksi saluran empedu, dan kelainan darah tertentu. Kelebihan bilirubin berkontribusi pada pembentukan batu empedu.
5. Penyakit Celiac
Penyakit Celiac adalah masalah pencernaan yang melukai usus kecil. Kondisi ini bisa memicu proses penyerapan nutrisi berasal dari makanan pada tubuh terhambat.
Seseorang bisa terserang penyakit celiac kalau peka pada gluten.
Gluten adalah sejenis protein yang terkandung dalam gandum, jelai, dan kadangkala dalam kuantitas kecil dalam oat campuran.
6. Tukak Lambung
Tukak lambung atau peptic ulcer adalah luka terbuka yang terbentuk pada susunan lambung atau usus 12 jari (ulkus duodenum). Adapun salah satu penyebab berasal dari situasi ini adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori.
Selain itu, pemakaian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka panjang termasuk bisa tingkatkan risikonya.
Faktor Risiko Gangguan Pencernaan
Faktor risiko berasal dari situasi ini akan bervariasi, terkait berasal dari penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah penjelasannya:
1. GERD
Berbagai aspek risiko GERD, antara lain:
Pengidap hiatus hernia.
Pengidap obesitas atau kelebihan berat badan.
Ibu hamil.
Konsumsi makanan tinggi lemak.
Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan minuman yang memiliki kandungan kafein.
Kondisi psikologis, seperti stres atau memendam kemarahan.
Konsumsi obat-obatan khusus yang bisa memicu GERD.
Sementara itu, kalau Sakit Perut Terjadi Akibat Gastritis, Konsultasi Segera dengan Dokter Ini.
2. IBS
Berbagai aspek risiko IBS, antara lain:
Infeksi di saluran pencernaan.
Perubahan situasi bakteri normal di dalam usus kecil.
Gangguan pada manfaat otak kala mengirim tanda ke usus.
Makanan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dicerna di saluran pencernaan.
Makanan atau minuman khusus yang sulit untuk dicerna, seperti makanan dengan persentase asam, lemak, gula, atau karbohidrat yang tinggi.
Perubahan persentase hormon atau neurotransmitter dalam tubuh.
Gangguan kebugaran mental, seperti gangguan panik, cemas, depresi, dan stres.
3. IBD
Berbagai aspek risiko IBD, antara lain:
Lingkungan.
Pola makan.
Genetik.
Kebiasaan merokok.
4. Batu Empedu
Berbagai aspek risiko batu empedu, antara lain:
Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
Sering makan makanan tinggi lemak dan rendah serat.
Memiliki riwayat keluarga dengan batu empedu.
Mengidap diabetes.
Memiliki kelainan darah tertentu, seperti anemia sel sabit atau leukemia.
Memiliki penyakit liver.
5. Penyakit Celiac
Berbagai aspek risiko penyakit Celiac, antara lain:
Riwayat keluarga dengan penyakit Celiac.
Infeksi virus.
Menjalani persalinan dan operasi.
Stres berlebihan.
6. Tukak Lambung
Selain memiliki risiko terkait pemakaian NSAID, seseorang barangkali memiliki peningkatan risiko tukak lambung jika:
Memiliki formalitas merokok gara-gara bisa tingkatkan risiko tukak lambung pada orang yang terinfeksi H. pylori.
Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang.
Memiliki stres yang tidak terkelola dengan baik.
Terlalu kerap konsumsi makanan pedas.
Gejala Gangguan Pencernaan
Gejala berasal dari GERD, antara lain:
Rasa tidak nyaman di dada.
Batuk kering.
Rasa asam di mulut.
Radang tenggorokan.
Kesulitan menelan.
Gejala berasal dari IBS, antara lain:
Nyeri atau tidak nyaman pada perut.
Perubahan frekuensi membuang air besar.
Perubahan bentuk kotoran.
Gejala berasal dari IBD, antara lain:
Nyeri pada perut.
Diare.
Kelelahan.
Buang air besar tidak tuntas.
Kehilangan nafsu makan.
Penurunan berat badan.
Berkeringat pada malam hari.
Perdarahan pada rektum.
Gejala berasal dari batu empedu, antara lain:
Rasa sakit yang terus menerus di bawah tulang rusuk, di sisi kanan tubuh.
Penyakit kuning.
Suhu tinggi.
Mual.
Muntah.
Berkeringat.
Gejala berasal dari penyakit Celiac, antara lain:
Diare jangka panjang.
Sembelit.
Tinja yang pucat, lebih bau berasal dari biasanya, dan mengapung.
Sakit perut.
Kembung.
Gas.
Mual.
Muntah.