Panduan Lengkap Menghitung Kebutuhan Kalori Sesuai Berat Badan

Mengetahui kebutuhan kalori tubuh adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan mencapai tujuan berat badan ideal. Setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda-beda tergantung berat badan, tinggi badan, usia, dan tingkat aktivitas fisik. Dengan memahami cara menghitung kebutuhan kalori sesuai berat badan, kamu bisa mengatur pola makan yang tepat dan seimbang.

Mengapa Menghitung Kalori itu Penting?

Kalori adalah sumber energi yang berasal dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Energi ini digunakan tubuh untuk menjalankan fungsi dasar seperti bernapas, bergerak, dan berpikir. Jika jumlah kalori yang masuk sesuai dengan kebutuhan tubuh, berat badan akan stabil. Namun, jika kalori yang masuk melebihi kebutuhan, tubuh akan menyimpan kelebihan energi tersebut sebagai lemak, yang menyebabkan berat badan bertambah.

Sebaliknya, jika kalori yang masuk kurang dari kebutuhan, tubuh akan menggunakan cadangan energi sehingga berat badan menurun. Oleh sebab itu, menghitung kebutuhan kalori harian adalah cara efektif untuk mengontrol berat badan dan menjaga kesehatan.

Cara Menghitung Kebutuhan Kalori Berdasarkan Berat Badan

Salah satu metode yang sering digunakan untuk menghitung kebutuhan kalori adalah dengan menghitung Basal Metabolic Rate (BMR) dan Total Daily Energy Expenditure (TDEE). Berikut penjelasannya:

1. Hitung Basal Metabolic Rate (BMR)

BMR adalah jumlah kalori minimum yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi vital saat istirahat. Rumus BMR paling populer adalah rumus Harris-Benedict, yang mempertimbangkan berat badan, tinggi badan, usia, dan jenis kelamin.

Rumus BMR:

  • Pria:
    BMR = 88.362 + (13.397 x berat badan dalam kg) + (4.799 x tinggi badan dalam cm) – (5.677 x usia)

  • Wanita:
    BMR = 447.593 + (9.247 x berat badan dalam kg) + (3.098 x tinggi badan dalam cm) – (4.330 x usia)

2. Tentukan Tingkat Aktivitas Fisik

Setelah mengetahui BMR, kalikan dengan faktor aktivitas fisik kamu untuk mendapatkan TDEE, yaitu kalori total yang dibutuhkan tubuh setiap hari.

Faktor aktivitas fisik:

  • Sedentari (jarang berolahraga): BMR x 1.2

  • Ringan (olahraga ringan 1-3 hari/minggu): BMR x 1.375

  • Sedang (olahraga sedang 3-5 hari/minggu): BMR x 1.55

  • Berat (olahraga berat 6-7 hari/minggu): BMR x 1.725

  • Sangat berat (pekerjaan fisik berat atau latihan intens): BMR x 1.9

Misalnya, kamu wanita dengan berat 60 kg, tinggi 160 cm, umur 30 tahun, dan aktivitas sedang:

  • Hitung BMR:
    447.593 + (9.247 x 60) + (3.098 x 160) – (4.330 x 30) = sekitar 1400 kalori

  • Hitung TDEE:
    1400 x 1.55 = 2170 kalori

Jadi, kamu membutuhkan sekitar 2170 kalori per hari untuk mempertahankan berat badan.

Mengatur Asupan Kalori Berdasarkan Tujuan

Setelah mengetahui kebutuhan kalori, kamu bisa menyesuaikan asupan sesuai tujuan:

  • Menurunkan berat badan: konsumsi kalori sekitar 300-500 kalori lebih sedikit dari kebutuhan harian.

  • Menambah berat badan: konsumsi kalori lebih banyak sekitar 250-500 kalori dari kebutuhan.

  • Mempertahankan berat badan: konsumsi kalori sesuai TDEE.

Penting untuk memilih makanan yang bernutrisi agar tubuh tetap sehat meski ada perubahan asupan kalori.

Manfaat Menggunakan Kalkulator Kalori Online

Untuk mempermudah perhitungan kalori sesuai berat badan, kamu bisa menggunakan kalkulator kalori online. Situs seperti sehatdulu.id menyediakan fitur kalkulator kalori yang mudah digunakan dan memberikan hasil akurat berdasarkan data pribadi kamu. Ini memudahkan pengaturan pola makan tanpa harus repot menghitung secara manual.

Kesimpulan

Menghitung kebutuhan kalori sesuai berat badan membantu kamu mengontrol asupan energi dengan tepat untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Dengan memahami rumus dan faktor aktivitas, kamu bisa mengatur pola makan dan gaya hidup sehat secara efektif. Jangan lupa untuk selalu memprioritaskan kualitas makanan agar tubuh tetap fit dan bugar.

Asal Usul Nama Abe Cekut: Dari Candaan Jadi Ikon Dunia Maya

Dalam dunia digital yang serba cepat ini, sebuah nama atau frasa bisa mendadak viral dan menyebar luas hanya dalam hitungan hari. Salah satunya adalah “Abe Cekut”, nama yang awalnya hanya sekadar candaan di kolom komentar media sosial, namun kini menjelma menjadi ikon komedi di dunia maya Indonesia.

Lalu, dari mana sebenarnya asal usul nama Abe Cekut?

Berdasarkan penelusuran sejumlah warganet, nama ini pertama kali muncul dalam sebuah unggahan video humor di TikTok, di mana seorang pengguna secara spontan menyebut tokoh fiktif dengan nama “Abe Cekut”. Nama tersebut terdengar unik dan lucu, sehingga langsung memancing reaksi dari pengguna lain. Tanpa disadari, nama itu menyebar ke berbagai platform — dari TikTok, Instagram, hingga Twitter (X).

“Abe” dalam beberapa dialek Indonesia, seperti di Papua atau Maluku, merupakan panggilan untuk “abang” atau “mas”. Sedangkan “Cekut” sendiri tidak memiliki arti yang jelas, namun terdengar jenaka dan mudah diingat. Kombinasi dua kata ini membentuk nama yang terdengar khas, absurd, dan sangat cocok untuk menggambarkan karakter lucu nan sok tahu yang sering jadi bahan candaan netizen.

Dalam banyak meme dan video reaksi, Abe Cekut digambarkan sebagai sosok yang sok pintar, sering ikut campur, atau selalu muncul dengan komentar yang ‘beda sendiri’. Karakter ini tidak memiliki wajah atau identitas yang jelas, karena semua orang bisa menjadi “Abe Cekut” dalam konteks bercanda. Justru di situlah daya tariknya — karena sifatnya yang fleksibel, setiap orang bisa menyesuaikan karakter ini dengan berbagai situasi lucu.

Yang menarik, meskipun hanya berasal dari candaan, nama Abe Cekut kini sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari netizen. Banyak yang menyebut seseorang sebagai “Abe Cekut” saat orang tersebut berlagak tahu segalanya atau sok gaya. Bahkan dalam obrolan sehari-hari, istilah ini mulai digunakan untuk menyindir dengan cara yang lucu tapi tidak menyinggung.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana internet bisa menciptakan budaya tersendiri yang tak kalah kuat dari budaya arus utama. Kreativitas netizen Indonesia memang luar biasa, dan Abe Cekut adalah contoh nyata bahwa lelucon sederhana pun bisa jadi tren nasional bila dikemas dengan cara yang menghibur.

Buat kamu yang penasaran dengan perkembangan tren lucu dan tokoh-tokoh viral seperti Abe Cekut, jangan lupa mampir ke beritahiburan.web.id. Situs ini menyajikan berbagai informasi menarik seputar dunia hiburan, budaya digital, hingga konten viral yang sedang ramai diperbincangkan.


Kontroversi RUU Perampasan Aset: Antara Keadilan dan Pelanggaran Hak

Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat dan kalangan ahli hukum. Di satu sisi, RUU ini dianggap sebagai langkah revolusioner dalam memperkuat pemberantasan korupsi. Namun di sisi lain, tak sedikit pula yang menilai bahwa RUU ini berpotensi membuka celah pelanggaran terhadap hak-hak warga negara.

Inti dari kontroversi tersebut terletak pada mekanisme non-conviction based asset forfeiture yang diusung dalam RUU ini. Artinya, negara dapat merampas aset seseorang yang diduga berasal dari tindak kejahatan, tanpa perlu menunggu adanya vonis pengadilan yang menyatakan orang tersebut bersalah secara pidana. Inilah yang membuat sebagian pihak menyebut bahwa undang-undang ini bisa mengganggu prinsip asas praduga tak bersalah.

Lembaga-lembaga penegak hukum seperti Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai bahwa aturan ini justru dapat mempercepat pemulihan kerugian negara. Selama ini, proses hukum terhadap koruptor kerap berjalan lambat, bahkan banyak yang akhirnya lolos dari jeratan hukum karena bukti tidak cukup kuat atau proses persidangan memakan waktu bertahun-tahun. Dengan adanya RUU ini, pemulihan aset bisa dilakukan lebih awal, sehingga uang rakyat tidak terus menguap begitu saja.

Namun, pengamat hukum dan kelompok masyarakat sipil memberikan catatan kritis. Mereka khawatir, tanpa adanya perlindungan hukum yang ketat, aturan ini justru bisa disalahgunakan. Misalnya, seseorang bisa kehilangan hartanya karena tuduhan semata, tanpa proses pengadilan yang adil dan transparan. Hal ini dinilai bisa membuka ruang bagi kriminalisasi atau penyalahgunaan wewenang oleh aparat penegak hukum.

Selain itu, terdapat juga kekhawatiran bahwa mekanisme perampasan aset ini bisa menjadi alat politik, terutama dalam konteks pemilu atau persaingan elit. Jika tidak diawasi ketat, perampasan aset bisa saja digunakan untuk menekan lawan politik dengan dalih pemberantasan korupsi.

Pemerintah mengklaim bahwa dalam RUU ini tetap ada mekanisme kontrol yang ketat. Proses perampasan aset tidak serta-merta dilakukan oleh aparat, tetapi harus melalui pengadilan khusus yang mengkaji asal-usul kekayaan seseorang. Dengan bukti yang kuat dan proses transparan, perampasan aset bisa dilaksanakan tanpa melanggar prinsip keadilan.

Perdebatan ini menunjukkan bahwa pengesahan RUU Perampasan Aset bukan perkara mudah. Di satu sisi, urgensi pemberantasan korupsi memang sangat tinggi, namun di sisi lain perlindungan terhadap hak asasi manusia juga tidak bisa diabaikan. Keseimbangan antara dua hal ini menjadi kunci agar regulasi yang dihasilkan benar-benar memberikan manfaat tanpa menimbulkan ketidakadilan baru.

Untuk terus mengikuti perkembangan dan pembahasan terkini mengenai RUU ini dan isu-isu hukum nasional lainnya, Anda dapat membaca informasi lengkap di lensaterkini.id — media terpercaya dalam menyajikan berita tajam dan berimbang.