Fungsi dan Cara Menggunakan Toner Wajah

Toner dikenal Slot Qris 5k sebagai produk perawatan kulit yang fungsinya untuk mengangkat sisa kotoran dari wajah. Namun, toner atau water refiner ternyata tidak hanya untuk membersihkan kulit, tapi juga memiliki beragam fungsi lain bagi kesehatan kulit.

Membersihkan kulit wajah dengan sabun wajah saja tidak cukup. Agar semua kotoran dan minyak di kulit wajah terangkat sempurna, diperlukan rangkaian perawatan kulit yang salah satunya adalah toner.

Toner merupakan produk perawatan kulit yang digunakan pada wajah menggunakan kapas. Teksturnya encer, berbahan lembut, dan tidak iritatif, sehingga cukup aman digunakan untuk membersihkan wajah.

Beragam Fungsi Toner untuk Wajah
Toner memiliki beragam fungsi, tergantung pada kandungan dan komposisinya. Beberapa fungsi toner untuk kesehatan dan kecantikan kulit wajah adalah:

1. Mengangkat sisa kotoran
Toner membantu membersihkan sisa kotoran, minyak, dan makeup yang tidak terangkat saat menggunakan susu pembersih atau sabun pembersih wajah.

2. Melembapkan kulit
Kandungan tertentu pada sabun pembersih wajah bisa membuat kulit menjadi kering. Untuk mengembalikan kelembapan kulit, oleskan toner secara merata setelah mencuci muka. Fungsi toner untuk melembapkan kulit bisa didapatkan dari toner yang mengandung asam amino, mineral oil, atau hyaluronic acid.

Fungsi toner yang satu ini penting untuk menjaga kesehatan semua jenis kulit wajah, terutama kulit wajah yang kering.

3. Mengatasi jerawat
Toner juga dapat mengatasi jerawat jika penggunaannya dibarengi dengan produk untuk mengatasi jerawat. Kondisi jerawat tergolong ringan dapat diredakan dengan pemakaian toner yang mengandung asam salisilat atau benzoil peroksida.

Toner dengan kandungan tersebut dapat membersihkan pori-pori dan mencegah timbulnya jerawat dan komedo.

4. Menghilangkan bekas jerawat
Toner yang mengandung asam glikolat dapat memudarkan noda hitam ringan bekas jerawat. Namun, untuk bekas jerawat yang berat atau bahkan berlubang, penggunaan produk perawatan kulit saja tentu tidak cukup. Untuk memudarkan bekas jerawat yang tergolong berat, dibutuhkan penanganan khusus dari dokter kulit.

5. Menghilangkan minyak di kulit
Jenis toner yang tergolong astringent dapat mengurangi minyak atau sebum pada permukaan kulit wajah. Toner jenis ini juga dapat mengurangi kilap, sehingga membuat riasan wajah lebih awet.

6. Menyeimbangkan pH kulit
Tingkat keasaman kulit atau pH dapat berubah akibat pengaruh produksi minyak, polusi, make up, atau produk kecantikan yang mengandung alkohol. Nah, jenis toner tertentu dapat menyeimbangkan tingkat keasaman kulit di pH 5–5,5, sesuai pH alami kulit.

Cara Menggunakan Toner untuk Wajah
Rangkaian perawatan wajah dimulai dari membersihkan kulit wajah, baik dengan susu pembersih atau sabun wajah. Selanjutnya, tuangkan toner pada kapas dan usapkan ke permukaan wajah. Hindari area sekitar mata saat menggunakan toner, lalu tunggu sampai kering. Setelah itu, Anda dapat menggunakan pelembap wajah dan tabir surya.

Gunakan toner agar kulit senantiasa bersih, sehat, dan terhidrasi dengan baik. Kulit yang sehat membuat penyerapan pelembap atau serum wajah menjadi lebih optimal.

Dalam memilih toner yang bagus, sebaiknya hindari produk toner yang mengandung alkohol karena dapat membuat kulit kering, terutama bagi pemilik kulit sensitif.

Masing-masing orang memiliki kecocokan dengan jenis toner yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada jenis kulit dan aktivitas yang dijalani sehari-hari. Jika merasa bingung atau ragu dalam memilih toner yang cocok, Anda dapat berkonsultasi ke dokter kulit.

Kisah Penyuluh Kirana dan Semir Citra Sang Kepala Daerah

PADA minggu pagi, mantan Slot Qris 5k Bupati Tulus terbangun dengan keringat deras bercucuran. Subuh itu ia mendapati diri terasa terjepit di sebuah kursi kayu tua, seperti kursi yang sehari-hari ia duduki di kantornya. Kursi itu mencengkeram tubuhnya kuat-kuat, sampai-sampai ia tak bisa bernapas.

Tulang-tulangnya terasa lepas dan retak. Ia menjerit keras, tapi tak ada siapa pun yang mendengarnya. Kakinya juga bak terbelenggu oleh gunungan wayang, sehingga tak kuat ia menggerakkan sama sekali.

Sesuatu di dalam dirinya telah berubah, bukan secara fisik, melainkan kondisi jiwa yang mencekam. Baru kali itu, sepanjang hidupnya, ia benar-benar merasa takut.

Kemarin sore, ia masih segar, tersenyum penuh empati, saat memberikan santunan kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa di alun-alun kabupaten. Suaranya lembut penuh wibawa. “Semoga berkah ini membawa kebaikan bagi kita semua,” ucapnya.

Siapa yang tak tersentuh dengan Pak Tulus. Ia terkenal dermawan, saleh, dan bertutur kata yang baik. Makanya, pada periode kedua saat itu, ia dan wakilnya Panji sama sekali tak tertandingi—90 persen suara diperoleh tanpa banyak keluar keringat.

Ratusan warga di bawah panggung mengelu-elukan dia. “Sukses selalu Pak Tulus”, “Semoga kota kita diberkahi”, “Hidup rakyat, hidup Pak Tulus” dan masih banyak suara terdengar sore itu. Pak Tulus telah menjadi simbol pemimpin ideal: sederhana dan peduli.

Namun, di balik citra itu, ada kisah yang tak pernah diketahui orang banyak. Selalu ada hijab yang dibuat, yang terus-menerus disemir, dari pandangan publik.

Di ruang kerja di rumah, di balik laci terkunci, sebuah amplop berisi sejumlah cek perjalanan (traveller’s cheque) untuk pelesir ke luar negeri. Itu adalah hasil temu-temu rahasia dengan pengusaha konstruksi yang mengincar proyek pemerintah.

Pak Tulus sering memandangi amplop itu dengan perasaan antara takut dan merasa berhak. Serapat-rapatnya bau busuk ditutup-tutupi, akhirnya tercium juga oleh penegak hukum. Seorang pengusaha konstruksi ditetapkan sebagai tersangka. Kepada pers, pengusaha itu menyebut mantan Bupati Tulus menerima sejumlah cek perjalanan.

Kota J pun mendadak gempar. Masyarakat tak percaya, orang sesaleh Pak Tulus bakal mencederai para pemilihnya, mengkhianati sumpahnya sebagai pemimpin.

Tapi, siapa yang bisa menjamin: integritas seseorang selalu dalam kondisi kuat? Banyak faktor pendorong orang mudah menerima gratifikasi—ini juga disebut korupsi. Dan, Pak Tulus bukanlah malaikat, ia pun terjerat dalam iming-iming fana.

Kirana, penyuluh antikorupsi muda, membaca laporan yang menyebutkan keterlibatan Pak Tulus. Di kepalanya langsung tergambar ibunya, yang sangat mengidolakan Pak Tulus. Jika informasi ini disampaikan, pasti sang ibu akan menolak realitas itu.

“Tidak mungkin!” kata sang ibu sambil menatap Kirana lekat-lekat.

“Pak Tulus itu orang baik. Kamu lihat sendiri, tiap Jumat dia berbagi. Ini pasti fitnah.”

Suara sang ibu meninggi. Ia lalu berdiri dengan muka masam dan pergi ke kamarnya. Kirana hanya bisa melihat punggung ibunya itu berlalu begitu saja.

Ia menarik napas panjang. Ia tahu tugasnya sebagai penyuluh antikorupsi tidak pernah mudah. Ia sendiri juga melihat bagaimana Pak Tulus membangun reputasi seperti memperbaiki madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah.

Berita itu menyebar seperti angin, menembus setiap ruang cakap-cakap warga kota kecil itu. Media lokal ramai-ramai mengangkat isu gratifikasi. Pak Tulus, bagi banyak orang, masih dianggap “figur suci”. Namun, bagi Kirana, ini adalah momen penting untuk mengedukasi masyarakat.

Ciptakan Budaya Antikorupsi dengan 3M

DATA ini sungguh mengejutkan, antara 2004 hingga 2015 sekitar 86 persen pelaku www.wavepoolandgrill.com tindak korupsi yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan lulusan perguruan tinggi (strata-1).

Fakta itu jelas membuat kita sangat malu dan mencoreng dunia pendidikan. Kita perlu melakukan refleksi diri bersama, ternyata banyak yang harus kita perbaiki. Satu hal yang menjadi pertanyaan: apakah kita ini sudah berintegritas? Apakah sosok guru berintegritas itu masih ada?

Kasus korupsi di dunia pendidikan begitu banyak. Mulai penerimaan peserta didik baru, penerimaan dan pengelolaan Kartu Indonesia Pintar, pengelolaan keuangan kampus, gratifikasi, dan lain-lain.

Dalam penerimaan siswa baru, banyak oknum bermain. Sistem PPDB sendiri sudah bagus, tapi oknum masih menyeleweng baik di dalam maupun luar sekolah. Sementara itu, dalam pengurusan KIP, ada oknum menagih atau memungut uang kepada siswa. Ini lantaran dia telah membantu proses KIP.

Pahami korupsi

Kita sering bicara korupsi, barangkali ada beberapa hal yang belum kita sadari atau pahami. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, terdapat tujuh jenis tipikor, antara lain suap-menyuap, kerugian keuangan negara, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, dan gratifikasi.

Perbuatan korupsi di Indonesia, setidaknya, memiliki beberapa ciri, yaitu (1) dilakukan oleh lebih dari satu orang atau berjamaah, (2) pelaku merahasiakan motif atau keuntungan baik individu maupu kelompok, (3) berhubungan dengan kekuasaan atau kewenangan tertentu. Ini bisa menyangkut aparat yang bisa disogok, dan (4) perilaku korupsi yang dilakukan berlindung di balik pembenaran hukum, serta lainnya.

Satu hal yang perlu diperhatikan dan tak kalah berbahayanya, yaitu gratifikasi. Ini sering kali dianggap sepele karena kecil, padahal sangat merusak.

Karena gratifikasi itu menumbuhkan mental pengemis dan utang budi.

Di lapangan ini sering terjadi. Tentunya banyak sekali bentuk gratifikasi, baik berupa uang, barang, pinjaman tanpa bunga, pengobatan gratis, ada komisi, perjalanan gratis, dan lain-lain.

Tumbuhkan budaya integritas

Oleh karenanya, penting bagi kita semua untuk menumbuhkan diri menjadi pribadi yang berintegritas. Integritas adalah fondasi diri untuk mencegah dari perbuatan korupsi.

Setidaknya ada empat hal untuk menumbuhkan budaya antikorupsi, pertama, semangat perlawanan itu harus ada. Mari bersama-sama mengendalikan diri, menghindarkan diri serta mengajak orang lain untuk tidak korupsi.

Kedua, membangun kesadaran bahaya korupsi. Kita sadar dulu bahwa kita itu adalah guru—digugu dan ditiru (dipercayai dan diteladani). Kita sebagai guru ini tentunya merujuk pada filsafat pendidika dari Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara: Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.

Sebagai guru penggerak, misalnya, mari kita menuntun perkembangan anak-anak, iswa-siswa kita, sesuai dengan kodrat zaman. Hari ini zamannya internet, ya. Jangan melarang anak-anak untuk membawa HP. Boleh membawa HP, tapi sesuai peruntukannya—untuk pembelajaran saja.

Selanjutnya, ketiga, kita membangun sikap antikorupsi. Minimal, kita menjadi teladan. Kita menerapkan sembilan nilai integritas. Bukan hanya diucapkan saja, tapi harus diaktualisasikan dalam perilaku kita. Jadi, nilai-nilai integritas ini perlu kita terapkan, kita aktualisasikan—inilah poin yang keempat.

Walau lingkungan kita mungkin sudah “tercemar”, lebih baik kita sadar dulu, lalu pelan-pelan menyadarkan orang lain di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, dengan cara baik-baik. Insyaallah, nanti akan ada yang mengikuti.

Kita belajar dari mereka yang berintegritas. Contohnya, Mujenih, petugas kebersihan KRL yang mengembalikan uang Rp500 juta. Ini luar biasa. Jarang sekali ditemukan orang seperti ini. Kita belajar dari sosok ini. Walau mereka terlihat sederhana, integritas mereka luar biasa.

Maka, kita harus selalu tanamkan sembilan nilai integritas—Jumat Bersepeda KK (jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras). Kita refleksikan, apakah sembilan nilai integritas ini sudah kita jalankan?

Mari kita terapkan nilai-nilai itu dengan tiga M yaitu mulai dari hal sederhana, mulai dari diri kita, dan mulai dari sekarang. Jangan menunggu nanti. Selagi Allah subhanahu wata’ala masih memberi umur, lakukan yang terbaik sekarang juga.